Self-Transforming to Inclusivity

Published 2022-10-25
Dalam sejarah dunia, tidak ada perubahan besar tanpa dimulainya perubahan-perubahan kecil terutama terhadap diri sendiri. Cita-cita kemanusiaan universal untuk terciptanya masyarakat inklusif perlu menjadi tanggung jawab bersama, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.

Pemerintah Indonesia secara tegas mendukung tujuan kemanusiaan tersebut dengan bergabung dalam program internasional Sustainable Development Goals (SDGs). Secara umum, program SDGs mencakup tiga tujuan utama, yaitu pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial, dan pembangunan lingkungan. Prinsip dan spirit dari program ini adalah no one left behind (Tidak ada yang tertinggal).

Self-Transforming adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan guna terwujudnya inklusi sosial. Mengubah diri sendiri menjadi entry point yang penting dengan mulai mengubah cara pandang (mindset) dan sikap (action). Dalam hal ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan transformasi terhadap diri sendiri.

Pertama adalah self-reflection. Refleksi diri adalah kunci untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik (continuous quality improvement). Kedua, yaitu Self-awareness. Kesadaran diri dalam melihat siapa diri kita akan memberikan nilai bahwa pada hakekatnya manusia adalah sama. Terakhir, yaitu self-mapping. Setelah melakukan refleksi dan menyadari diri tentu kita akan dapat memetakan potensi apa yang kita miliki untuk dapat menciptakan masyarakat yang inklusif.

Mari semua untuk berkolaborasi dan membangun sinergi satu sama lain dengan memulai mengubah diri sendiri menjadi pribadi yang dapat menghidupkan nilai-nilai inklusif, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Percayalah, setiap perubahan kecil yang kita lakukan suatu saat akan berdampak besar di masa depan.

"Change start from ourselves, right now and here"

~Dr. Muqowim, M. Ag.

#komunikasi#sosial#sosiologiagama#uinsukauntukbangsa#uinsukamendunia#selftranforming#inklusion#sdgs#inklusisosial#masyarakatinklusif#2022